TEMPO.CO, Jakarta – Sebagai negara kepulauan, banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah kepulauan yang sulit dijangkau. Masyarakat yang tinggal di tempat tersebut tidak bisa menikmati berbagai fasilitas kesehatan seperti di kota besar. Namun hal ini gagal diwujudkan Rumah sakit terapung Siapa yang bisa berpindah tempat.
Yayasan Dokter Peduli (DoctorShare) terus turun ke berbagai wilayah perbatasan dan pulau-pulau di Indonesia untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satu caranya adalah dengan mengirimkan kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit. Rumah Sakit (RS) Terapung Dr. Lie Dharmawan II dari Yayasan Dokter Peduli (DoctorShare) ditempatkan di Karimunjawa sejak 16 Oktober 2023.
Pelayanan kesehatan ini menyasar Daerah Terdampak, Perbatasan dan Kepulauan (DPTK).
Legalitas pelayanan kesehatan terapung diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) no. 33 Tahun 2023 tentang rumah sakit kapal. Hal ini menjadi acuan standar kelayakan institusi dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan agar tetap aman, bermutu dan efektif.
Untuk mendukung kelangsungan layanan rumah sakit kapal, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin berjanji menyediakan sejumlah perbekalan kesehatan penting.
iklan
“Jadi setelah ini kita akan punya snap caps, kita akan mammogram, dan saya akan memberikan imunoterapi untuk patologi anatomi, memberi kita pemindai digital agar kita bisa melakukan telehealth,” kata Dr Tensaffi saat berkunjung ke rumah sakit. Lie Dharmawan II Kamis 19 Oktober 2023.
Buddy membekali bayinya dengan ventilator dan alat rontgen portabel. Menurutnya, perangkat ini akan mempermudah dan meningkatkan kualitas peralatan medis Dokter RS Terapung. kebohongan Dharmawan II.
Saat ini Rs kapal Ini juga digunakan sebagai pengobatan awal untuk banyak kondisi medis seperti stroke dan penyakit jantung dalam pengobatan trombolisis.
Pilihan Editor: Menemukan kesehatan di lingkungan yang keras, inilah kisah rumah sakit terapung.
Quoted From Many Source
